Sabtu, 03 Desember 2011

SIAP LETAKKAN JABATAN KETUM DI 2012


Banyak Pertanyaan teman-teman alumni Al Basyariyah  kepada saya, mengenai masa depan organisasi kealumnian (ikapa)? sebagai alumni(Al-Basyariyah), tentu saya harus selalu bertanya pada banyak teman bagaimana sepak terjang ikapa selama 4 tahun belakangan ini?, banyak yang mengakui eksistensi ikapa akhir akhir ini, kritik pun tak sedikit, hanya  saya akan segera meletakkan amanah pada waktunya nanti,


Saya sudah memastikan untuk tidak memperpanjang  masa jabatan. Saya sudah bekerja tuntas, dan tak berniat kembali ke Al-Basyariyah lagi, 4 tahun sekarang telah menggenapkan 4 tahun di masa silam ketika masih menyandang status santri. Makna Pengabdian kepada seorang Kyai tentu sudah berubah, ada yang lebih penting untuk di fikirkan, saya akan kembali pulang,  ke rumah tempat tinggal saya, Pesantren kecil yang memiliki makna begitu mendalam. 

Bukan waktunya bicara loyalitas, kesetiaan, masa depan pesantren saya lebih penting, soal ummat dan Islam lebih menantang, dunia ini adalah dunia nyata yang tanpa penjelasan sekalipun anda semua telah memahaminya! Beribu kali saya berfikir tentang Al-Basyariyah tapi berulang pula hati, otak dan nurani ini menolak untuk tetap bersamanya dimasa yang akan datang.Lanjutkan Perjuangan dan Selamat Tinggal Al Basyariyah!

FREEPORT, CIA HINGGA ANCAMAN NKRI

NEWSRamainya Protes warga Indonesia dan isu Nasionalisasi PT Freeport memang membuat Amerika waspada, pasalnya dugaan beberapa pihak Freeport memang menjadi salahsatu mesin uangnya Negeri Paman Sam, sebagai orang yang tahu betapa besarnya Utang negeri ini saya merasa iri jika hasil yang di raup Amerika melalui Freeport di Indonesia lebih besar dari yang di dapat Indonesia di Papua. Penerbitan Undang Undang penananaman Modal Asing Nomor 1/1967 dan Undang Undang Pertambangan No 11/1967 di disinyalir menjadi pangkal masuknya Freeeport di Indonesia juga perusahaan lainnya, ada pula sebuah informasi bahwa untuk naskah kontraknya pun di dikte oleh seorang Agen CIA, David Rockefeller di Jenewa Swiss.

Saya menduga Kejatuhan Soekarno, CIA dan naiknya Soeharto dekade itu juga ada kaitannya dengan kerasnya Soekarno menentang Penanaman Modal Asing yang merugikan bangsa sendiri, di Zaman Soekarno laba Perminyakan saja harus 60 % keuntungannya untuk Indonesia. dan ketika Indonesia din pimpin Soeharto, mulailah ketidak adilan di terima rakyat Indonesia dari aspek kekayaan alam yang malah di kuasaui asing. 

PT Freeport dalam sebuah lembaran informasi yang saya baca juga tak transparan berbagi royalti dari operasi tambang emasnya, Pengahasilan PT Freeport per hari konon sampai Rp. 180 Milyar per hari, jika sebulan pasti hingga Rp 620 Milyar dan jika setahun sudah pasti sampai pada Rp 3000 Triliyun. Wow. Fantastis......bayangkan dengan hutang negeri ini yang "hanya" Rp 1700 Triliyun. 

Alasan Nasionalisasi Perusahaan Asing di benak saya yang awam sangat jelas, dengan penghasilan dari pengelolaam Sumbder daya alam Indonesia Republik ini sudah pasti bisa menjadi negeri Kaya Raya, kalau negeri ini kaya raya kedaulatan dan harga diri bangsa akan tinggi, bahkan mampu mempersenjatai diri layaknya Cina, Rusia dan USA, dan kalau itu terjadi si Negeri Kangguru pasti "ketar ketir". 

Tapi Logikanya apa mampu? secara tekhnologi Indonesia tertinggal, bahkan mental korup para oknum pejabat Indonesia sudah bisa di prediksi pasti menjadi pengganjal utama impian tersebut, Sudahlah kalau ini dianggap khayalan, jangan heran jika ramalan Sammuel W. Hutinggton dengan clash of civilization-nya menjadi kenyataan, artinya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) sebenarnya terancam. Sebagai orang awam saya merasa miris jika kelak NKRI jatuh, TNI tak mampu berkutik karena ada asumsi keputusan politik. Nasionalisasi perusahaan asing harus dilaksanakan demi keberlanjutan NKRI.Lakukan dan Lanjutkan !( dari berbagai Sumber)

Jumat, 02 Desember 2011

Jangan Sampai "Si Anak Menteng " menganggu Kedaulatan RI

Carut-marut Papua kini, memancing-mancing tindakan represif  aparat RI di sana, di satu sisi pemerintah tetap memiliki jalinan bisnis dengan negeri Kangguru itu, tapi disisi lain secara politis Australia mulai berani menganggu kedaulatan RI, apalagi setelah sang "Paman" membuka Pangkalan Militer di Darwin. Ya itulah barat, kalau kepentingannya di ganggu. 

Adanya pengibaran Bendera Bintang Kejora di Australia juga nyata sikap nakal yang harus mulai di waspadai kita, setelah Timor-Timur lepas dengan alasan apapun mudah saja Barat membuat Papua merdeka, itung-itungannya ya seperti di Libya, Irak, dlsb. Kekayaan alam Papua menjadi magnet AS dan antek-anteknya berani mengintervensi. 

Faktor Obama juga harus bisa di cermati lebih dalam "Di henteu henteu ge Obama lain bangsa Urang (bagaimanapun juga Obama bukan bangsa kita), pengakuan kesejarahan Obama yang pernah tinggal di Menteng juga belum bisa di jadikan dasar pembelaan terhadap Indonesia, ntar malah kejeblosan lagi, terlalu berlebihan membela Obama. Lupakan saja "Si anak Menteng"  itu dan percepatlah proteksi atas kedaulatan negara, harga diri bangsa.

Lagu Dari Sabang Sampai Merauke harus terus bergaung, jangan berubah dari Sabang sampai Makassar, atau Dari Sabang sampai Bau-bau, Angkatan Bersenjata kita yang minim bukanlah alasan untuk tak berani melawan Amerika, bukankah dulu hanya dengan bambu runcing kita bisa Merdeka? hehehe, atau gaya film Janur Kuning yang memperlihatkan heroisme para pejuang tempo dulu. 

Zaman Sudah berubah, perebutan pepesan kosong harus segera di akhiri, kalau kedaulatan bangsa ini penting sudahi perdebatan politik secara baik, mulailah fokus menyoal kedaulatan NKRI, saya ingin melihat Akbar Tanjung, Amien Rais hingga Azis Syamsudin, Nudirman Munir, Ruhut Sitompul, Andi Malaranggeng, dan para "ahli debat" di TV lainnya bisa memanggul senjata, hehehehe bak pejuang 45 dan ril membela negara mempertahankan NKRI, atau datanglah ke Australia dan Amerika, lawanlah mereka disana agar tak menganggu Merah Putih, just kidding.com @hehehe

Heryawan harus jadi Gubernur lagi.....

Dalam benak saya Jawa Barat kini bisa dikatakan lebih maju, kemajuan Jawa Barat bisa dilihat dari infrastruktur yang 'sedikit' terbangun, serta adanya denyut ketenaga kerjaan meningkat, atau respon cepat terhadap bencana juga musibah yang menimpa warga Jawa Barat. 

Saya bukan politisi atau pendukung Ahmad Heryawan, tapi saya sangat senang dengan cara memimpin gubernur Jabar periode ini, sifat santun dan memahami fatsun-fatsun politik membuat saya berfikir ketia Ia  memimpin lebih terlihat sebagai seorang bapak, dedikasi tinggi, tidak ambil pusing dengan langkah lawan-lawan politiknya hingga perhatian besar Netty Heryawan istrinya terhadap permasalahan perempuan di Jabar menjadi bahan analisa saya untuk mengukur keberhasilan kerja seorang Gubernur Jawa Barat. 
Saya bahkan tak kenal dengannya, walau pernah bertemu saat ia membuka Muktamar organisasi alumni di Bandung, tapi tak ada hubungan apa-apa, tulisan saya ini sebatas pemikiran seseorang yang rindu sosok pemimpin matang, banyak berfikir tentang rakyatnya bukan soal keluarga dan keturunannya, guru senior di pesantren yang saya pimpin di Subang secara sinis menyindir, apa hasilnya kita mendukung Heryawan?, mati-matian kita hingga di kucilkan warga dulu? bahkan sampai santri-santri kita kesurupan massal usai kampanye?, Gubernur tetap tak mau bantu kita kan?, saya selalu menjawab"jangan begitu, yang sudah ya sudah, daail madhi lil maadhi", kata saya sambil tersenyum malu juga

Sebagai seorang pimpinan Pesantren saya hanya menitipkan pesan kepada beliau untuk lebih nya'ah kamasyarakat leutik, lebih memahami karakteristik masyarakat Jawa Barat, dan lebih mendengar saran kritik untuk kemauan Jawa Barat. Pilgub memang masih lama, tapi mulai terasa aroma persaingan dan pembusukannya. Walau saya tak suka  partai Islam, tapi saya ingin Heryawan tetap memimpin Jawa Barat satu Periode lagi...hehehe

PALING NGETOP