|
Buya Drs KH Saeful Azhar |
”Penelitian mutakhir membuktikan, shalat subuh bisa menjadi terapi
berbagai penyakit. Selain menghilangkan kemalasan dan menyegarkan badan,
shalat yang dianggap berat oleh orang munafik ini juga dapat
melancarkan peredaran darah pasca tidur. Tak hanya itu, langkah kaki ke
masjid ternyata dapat meningkatkan daya tahan tubuh, mengganti sel-sel
rusak, memperbaiki kinerja jantung dan meningkatkan kemampuan otak, demikian antara lain tulis Syah Adnan Tharsyah dalam buku ‘Hidup Sehat dengan Shalat Subuh’.
Begitu utamanya waktu shubuh dan menghadiri shalat subuh berjamaah,
sampai-sampai Rasulullah SAW., berdoa kurang lebih, “Ya Allah berkahilah
umatku selama mereka senang bangun subuh.” Dan dalam hadis lain beliau
SAW., memberi jaminan dengan sabdanya: ” Berpagi-pagilah kamu dalam
mencari rezeki dan segala keperluan / hajat karena sesungguhnya di pagi
hari itulah terdapat barakah dan keuntungan.”
Lukman Nul Hakim, ahli hikmah yang namanya dicantumkan dalam Al-Quran
pernah berpesan kepada anaknya, “Wahai anakku, janganlah kamu lebih
bodoh dari ayam jantan. Ditengah malam, ia berkokok untuk membangunkan
orang, sementara kamu tetap tertidur lelap. ”Sungguh beralasan kalau
Imad Ali Abdus Sami’ Husain mengungkapkan rasa keprihatinannya,
“Sungguh, masjid-masjid di seluruh penjuru dunia ini merintih pedih dan
mengeluh kepada Allah karena dijauhi oleh mayoritas kaum muslimin ketika
shalat subuh tengah dilaksanakan. Kalau bukan karena ketentuan Allah
bahwa benda-benda mati itu tidak bisa bicara, tentu manusia dapat
mendengar suara rintihan dan gemuruh tangis masjid-masjid itu mengadu
kepada Robbnya Yang Agung ” (Buku Keajaiban Sholat Subuh).”
Shalat subuh menjadi salah satu ujian terberat bagi umat Islam.
Karena menurut fakta di lapangan, mayoritas kaum muslimin saat ini
seringkali tak berdaya untuk mengibaskan ‘debu-debu’ kantuk yang
menaburi mata keimanan dan mata jasad mereka, sehingga mata mereka
seakan-akan terus saja terkatup, walaupun menara-menara azdan sampai
serak suaranya dan mihrab-mihrab masjid berurai air matanya,
memanggil-manggil, dimanakah orang-orang yang shalat subuh? ”kilah
Syaikh Nada Abu Ahmad dalam buku Rahasia Shalat Subuh. Padahal dalam
adzan subuh itu telah ditambahkan satu kalimat khusus “Shalat lebih baik
dari pada tidur-Shalat lebih baik dari pada tidur.”
Dan Rasulullah SAW., menjamin: “Barangsiapa yang melaksanakan shalat
Isya secara berjamaah, maka ia seperti shalat malam separoh malam. Dan
barang siapa yang melaksanakan shalat subuh secara berjamaah, maka ia
seperti shalat malam satu malam penuh” (HR.Muslim).
Mau tahu keutamaan shalat sunat sebelum shalat fardhu subuh? Nabi
SAW,. menegaskan, “Shalat sunat dua rakaat sebelum shalat shubuh lebih
baik dari seluruh dunia dan isinya.” Diriwayatkan dari Sayyidina Aisyah
RA., beliau berkata, “Tidak ada shalat sunnah yang lebih diperhatikan
Rasulullah SAW,. selain shalat sunnah sebelum shubuh.” (HR.Bukhari).
Nah, pahala shalat sunat sebelum shubuh saja sudah begitu besar, apalagi
shalah fardhu shubuhnya bukan ?
”Penelitian mutakhir membuktikan, shalat subuh bisa menjadi terapi
berbagai penyakit. Selain menghilangkan kemalasan dan menyegarkan badan,
shalat yang dianggap berat oleh orang munafik ini juga dapat
melancarkan peredaran darah pasca tidur. Tak hanya itu, langkah kaki ke
masjid ternyata dapat meningkatkan daya tahan tubuh, mengganti sel-sel
rusak, memperbaiki kinerja jantung dan meningkatkan kemampuan otak,”
demikian antara lain tulis Syah Adnan Tharsyah dalam buku ‘Hidup Sehat
dengan Shalat Subuh.’
Betapa dahsyatnya keutamaan orang yang menghadiri shalat shubuh di
masjid tertuang dalam hadis Rasulullah SAW., “Berilah kabar gembira bagi
orang-orang yang berjalan di kegelapan malam menuju masjid bahwa mereka
akan mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat.” (HR. Abu Daud
dan Turmuzi). Shalat shubuh menempati posisi yang sangat penting dan
dimuliakan di hadapan Allah SWT. Itulah sebabnya kenapa Al-Quran merasa
perlu untuk menyebut shalat shubuh secara tersendiri. Di dalamnya
tersimpan kebeningan, kedamaian dan kemuliaan siapa saja yang sanggup
menegakkannya dengan sempurna. Sesungguhnya Shalat Fajar (shalat shubuh)
itu disaksikan (oleh malaikat) – QS. Al Isra 78, ”tutur Abu Ahmad Al
Manshuri dalam buku Mu’jizat Shalat Fajar.
“Di balik pelaksanaan dua rakaat di ambang fajar, tersimpan rahasia
yang menakjubkan. Banyak permasalahan yang bila dirunut, bersumber dari
pelaksanaan shalat subuh yang disepelekan. Itulah sebabnya para sahabat
Nabi berusaha sekuat tenaga agar tidak kehilangan waktu emas itu.
Pernah, suatu ketika mereka terlambat shalat subuh dalam penaklukkan
benteng Tastar, tragedi ini membuat sahabat semisal Anas bin Malik
selalu menangis bila mengenangnya. Yang menarik, shubuh ternyata juga
menjadi waktu peralihan dari era jahiliyah menuju era tauhid. Kaum ‘Ad,
Tsamud, dan kaum pendurhaka lainnya dilibas petaka pada waktu subuh yang
menandai berakhirnya dominasi jahiliyah dan munculnya cahaya tauhid.”
(Buku Dr.Raghib As-Sirjani).
Memang shalat shubuh merupakan standar nilai sebuah umat. Umat yang
lalai akan subuh berjamaah, adalah umat yang tidak berhak mendapat
kejayaan (berkah), akan tetapi berhak untuk diganti dengan yang lain.
Umat yang menjaga shalat shubuh secara berjamaah adalah umat yang berhak
untuk tegak kokoh di muka bumi.